Halaman

Minggu, 25 Oktober 2015

GoJek vs Ojek Lokal

Faktor utama terjadinya perpecahan/friksi antara GoJek dengan Ojek lokal adalah wilayah operasi mereka. Ojek local merasa dengan adanya GoJek lahan beroprasi Ojek lokal menjadi berkurang atau diambil alih oleh GoJek. Konflik ini sudah mengarah pada ancaman ataupun serangan secara fisik. Perpecahan ini sebenarnya dapat teratasi bila adanya sosialisasi dan edukasi yang lebih gencar lagi kepada Ojek lokal.

GoJek Indonesia berdiri pada 2011 sebagai pelaku perubahan social yang mendorong dibidang transportasi informal. Manajemen GoJek menerapkan sistem bagi hasil dengan sekitar 1000 pengemudi ojek yang saat ini berada di bawah naungan GoJek dan tersebar di Jabodetabek. Pembagiannya adalah 80% penghasilan untuk pengemudi ojek dan 20 untuk GoJek. Masih banyak Ojek lokal yang belum mengetahui penjelasan mengenai keuntungan dari GoJek itu sendiri.

Berikut perbedaan mendasar antar GoJek dan Ojek lokal :

1.       Ojek lokal : Konsumen harus pergi ketempat berkumpulnya Ojek lokal (Pangkalan Ojek)
GoJek : Terdapat aplikasi pada android untuk memesan atau memanggil GoJek (Gojek Apps)

2.       Ojek lokal : Tarifnya masih belum pasti dan adanya tawar-menawar dengan Ojek lokal tersebut dan layanan bervariasi tergantung penawaran dan kesanggupan Ojek lokal tersebut.
Gojek : Tarif tetap berdasarkan jarak yang dilihat dari aplikasi google map dan layanan bervariasi ditampilkan pada aplikasi GoJek (GoJek Apps).

3.       Ojek lokal : Promosi hanya menggunakan papan bertulisan Ojek dan hanya dari mulut ke mulut dilingkungan tersebut.
GoJek : Di promosikan di media.

4.       Ojek lokal : Langsung bayar dan ada kemungkinan terjadinya utang antar Ojek lokal dengan konsumen jika sudah berlangganan.
GoJek : Bayar tunai dan tidak tunai via GoJek kredit.

Persamaan antara Ojek lokal dan GoJek, yaitu tidak memiliki izin sebagai moda transportasi darat.

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar